Dulu,  kuasa semesta hendak mengiringku, ku ayun sepatu pelempar batu...  dia coba merayu, ku tantang dia dengan tinju,  aku berlalu, laju dengan dayung ditanganku.   Bertemu pada suatu waktu, coba dia mengaturku, mendidih darahku,  aku berlalu.   Pernah suatu ketika, dalam letihku, ditamparnya aku  kau terpapar waktu, bisiknya dan tiada hirau ku,  aku berlalu.   Waktu angan menggiringku, ditamparnya aku,  gagu dalam marahku, kalau hendak menekukku, kepalku sebeku palu,  ditamparnya aku, merah mataku, kuremas kau jadi abu  ditamparnya aku, ku lumat dia dengan mataku,  ditamparnya aku, kau terpapar waktu  aku berlalu.   Api dimataku, ditamparnya aku  ku ayun tinju, terjerembab ngilu, asin dimulutku, ditamparnya aku  ngilu di tulangku, gemeretak buku jariku, ditamparnya aku  tak mau ku diberi tahu, ku kasi dia tinju di dagu,  aku berlalu.   Dalam marah, perahuku laju,  marah, lautku merah  dalam marah, dayungku laju,  perahuku ditelan kabut, dalam waktu, pudar bay...
Connecting The Past to The Future